22 Agustus 2008

Menjadi Orang Yang Selalu Beruntung Senantiasa; Kapan Saja - Dimana Saja

*Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi. Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. (Yosua: 1:7-8)

Si Untung,
Kita semua pasti kenal tokoh si Untung di komik Donal Bebek. Berlawanan dengan Donal yang selalu sial. Si Untung ini dikisahkan untung terus. Ada saja keberuntungan yang selalu menghampiri tokoh bebek yang di Amerika bernama asli Gladstone ini. Betapa enaknya hidup si Untung. Pemalas, tidak pernah bekerja, tapi selalu lebih untung dari Donal. Jika Untung dan Donal berjalan bersama, yang tiba-tiba menemukan sekeping uang dijalan, pastilah itu si Untung. Jika Anda juga ingin selalu beruntung seperti si Untung, dont worry, ternyata beruntung itu ada ilmunya.
Riset & Penelitian,
Professor Richard Wiseman dari University of Hertfordshire Inggris, mencoba meneliti hal-hal yang membedakan orang2 beruntung dengan yang sial. Wiseman merekrut sekelompok orang yang merasa hidupnya selalu untung, dan sekelompok lain yang hidupnya selalu sial. Memang kesan nya seperti main-main, bagaimana mungkin keberuntungan bisa diteliti. Namun ternyata memang orang yang beruntung bertindak berbeda dengan mereka yang sial.

Misalnya, dalam salah satu penelitian the Luck Project ini, Wiseman memberikan tugas untuk menghitung berapa jumlah foto dalam koran yang dibagikan kepada dua kelompok tadi. Orang2 dari kelompok sial memerlukan waktu rata-rata 2 menit untuk menyelesaikan tugas ini. Sementara mereka dari kelompok si Untung hanya perlu beberapa detik saja! Lho kok bisa?

Ya, karena sebelumnya pada halaman ke dua Wiseman telah meletakkan tulisan yang tidak kecil berbunyi “berhenti menghitung sekarang! ada 43 gambar di koran ini”. Kelompol sial melewatkan tulisan ini ketika asyik menghitung gambar. Bahkan, lebih iseng lagi, di tengah2 koran, Wiseman menaruh pesan lain yang bunyinya: “berhenti menghitung sekarang dan bilang ke peneliti Anda menemukan ini, dan menangkan $250!” Lagi-lagi kelompok sial melewatkan pesan tadi! Memang benar2 sial.

Singkatnya, dari penelitian yang diklaimnya “scientific” ini, Wiseman menemukan 4 faktor yang membedakan mereka yang beruntung dari yang sial:

1. Sikap terhadap peluang.

Orang beruntung ternyata memang lebih terbuka terhadap peluang. Mereka lebih peka terhadap adanya peluang, pandai menciptakan peluang, dan bertindak ketika peluang datang. Bagaimana hal ini dimungkinkan?

Ternyata orang-orang yg beruntung memiliki sikap yang lebih rileks dan terbuka terhadap pengalaman-pengalam an baru. Mereka lebih terbuka terhadap interaksi dengan orang-orang yang baru dikenal, dan menciptakan jaringan-jaringan sosial baru. Orang yang sial lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinan- kemungkinan baru.

Sebagai contoh, ketika Barnett Helzberg seorang pemilik toko permata di New York hendak menjual toko permata nya, tanpa disengaja sewaktu berjalan di depan Plaza Hotel, dia mendengar seorang wanita memanggil pria di sebelahnya: “Mr. Buffet!” Hanya kejadian sekilas yang mungkin akan dilewatkan kebanyakan orang yang kurang beruntung. Tapi Helzber berpikir lain. Ia berpikir jika pria di sebelahnya ternyata adalah Warren Buffet, salah seorang investor terbesar di Amerika, maka dia berpeluang menawarkan jaringan toko permata nya. Maka Helzberg segera menyapa pria di sebelahnya, dan betul ternyata dia adalah Warren Buffet. Perkenalan pun terjadi dan Helzberg yang sebelumnya sama sekali tidak mengenal Warren Buffet, berhasil menawarkan bisnisnya secara langsung kepada Buffet, face to face. Setahun kemudian Buffet setuju membeli jaringan toko permata milik Helzberg. Betul-betul beruntung.

2. Menggunakan intuisi dalam membuat keputusan.

Orang yang beruntung ternyata lebih mengandalkan intuisi daripada logika. Keputusan-keputusan penting yang dilakukan oleh orang beruntung ternyata sebagian besar dilakukan atas dasar bisikan “hati nurani” (intuisi) daripada hasil otak-atik angka yang canggih. Angka-angka akan sangat membantu, tapi final decision umumnya dari “gut feeling”. Yang barangkali sulit bagi orang yang sial adalah, bisikan hati nurani tadi akan sulit kita dengar jika otak kita pusing dengan penalaran yang tak berkesudahan. Makanya orang beruntung umumnya memiliki metoda untuk mempertajam intuisi mereka, misalnya melalui meditasi yang teratur. Pada kondisi mental yang tenang, dan pikiran yang jernih, intuisi akan lebih mudah diakses. Dan makin sering digunakan, intuisi kita juga akan semakin tajam.

Banyak teman saya yang bertanya, “mendengarkan intuisi” itu bagaimana? Apakah tiba2 ada suara yang terdengar menyuruh kita melakukan sesuatu? Wah, kalau pengalaman saya tidak seperti itu. Malah kalau tiba2 mendengar suara yg tidak ketahuan sumbernya, bisa2 saya jatuh pingsan.

Karena ini subyektif, mungkin saja ada orang yang beneran denger suara.

Tapi kalau pengalaman saya, sesungguhnya intuisi itu sering muncul dalam berbagai bentuk, misalnya:

- Isyarat dari badan. Anda pasti sering mengalami. “Gue kok tiba2 deg-deg an ya, mau dapet rejeki kali”, semacam itu. Badan kita sesungguhnya sering memberi isyarat2 tertentu yang harus Anda maknakan. Misalnya Anda kok tiba2 meriang kalau mau dapet deal gede, ya diwaspadai saja kalau tiba2 meriang lagi.

- Isyarat dari perasaan. Tiba-tiba saja Anda merasakan sesuatu yang lain ketika sedang melihat atau melakukan sesuatu. Ini yang pernah saya alami. Contohnya, waktu saya masih kuliah, saya suka merasa tiba-tiba excited setiap kali melintasi kantor perusahaan tertentu. Beberapa tahun kemudian saya ternyata bekerja di kantor tersebut. Ini masih terjadi untuk beberapa hal lain.

3. Selalu berharap kebaikan akan datang.

Orang yang beruntung ternyata selalu ge-er terhadap kehidupan. Selalu berprasangka baik bahwa kebaikan akan datang kepadanya. Dengan sikap mental yang demikian, mereka lebih tahan terhadap ujian yang menimpa mereka, dan akan lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain. Coba saja Anda lakukan tes sendiri secara sederhana, tanya orang sukses yang Anda kenal, bagaimana prospek bisnis kedepan. Pasti mereka akan menceritakan optimisme dan harapan.

4. Mengubah hal yang buruk menjadi baik.

Orang-orang beruntung sangat pandai menghadapi situasi buruk dan merubahnya menjadi kebaikan. Bagi mereka setiap situasi selalu ada sisi baiknya. Dalam salah satu tes nya Prof Wiseman meminta peserta untuk membayangkan sedang pergi ke bank dan tiba-tiba bank tersebut diserbu kawanan perampok bersenjata. Dan peserta diminta mengutarakan reaksi mereka. Reaksi orang dari kelompok sial umunya adalah: “wah sial bener ada di tengah2 perampokan begitu”. Sementara reaksi orang beruntung, misalnya adalah: “untung saya ada disana, saya bisa menuliskan pengalaman saya untuk media dan dapet duit”. Apapun situasinya orang yg beruntung pokoknya untung terus.

Mereka dengan cepat mampu beradaptasi dengan situasi buruk dan merubahnya menjadi keberuntungan.

Sekolah Keberuntungan,

Bagi mereka yang kurang beruntung, Prof Wiseman bahkan membuka Luck School.
Latihan yang diberikan Wiseman untuk orang2 semacam itu adalah dengan membuat “Luck Diary”, buku harian keberuntungan. Setiap hari, peserta harus mencatat hal-hal positif atau keberuntungan yang terjadi.

Mereka dilarang keras menuliskan kesialan mereka. Awalnya mungkin sulit, tapi begitu mereka bisa menuliskan satu keberuntungan, besok-besoknya akan semakin mudah dan semakin banyak keberuntungan yg mereka tuliskan.

Dan ketika mereka melihat beberapa hari kebelakang Lucky Diary mereka, mereka semakin sadar betapa beruntungnya mereka. Dan sesuai prinsip “law of attraction”, semakin mereka memikirkan betapa mereka beruntung, maka semakin banyak lagi lucky events yang datang pada hidup mereka.

Jadi, sesederhana itu rahasia si Untung. Ternyata semua orang juga bisa beruntung. Termasuk teman-teman semua.

Siap mulai menjadi si Untung?

*Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita. (Kolose 3:15-17)
So..bersyukurlah selalu
That's the master key of luck and fortune !!

( sumber : www.in-christ.net )

19 Agustus 2008

Orang-Orang yang Tidak Berpakaian

1. Siapakah NABI yang berjalan telanjang selama 3 tahun? ==> Nabi Yesaya (Yes 20:3)
2. Siapakah yang berjalan telanjang sebagai suatu cara untuk meratapi nasib Yerusalem? ==> Nabi Mikha (Mikha 1 :8)
3. Siapakah raja Israel yang kepenuhan seperti nabi, menanggalkan pakaiannya dan tergeletak dengan telanjang sehari semalam? ==> Saul (1 Sam 19:23-24)
4. Siapakah yang terbaring telanjang dalam keadaan mabuk dikemahnya yang menyebabkan anak-anak laki-lakinya merasa terganggu sehingga sambil berjalan mundur mereka masuk ke kemah dan menutupi tubuhnya? ==> Nuh (Kej 9:21-23)
5. Siapakah raja yang membuat malu istrinya karena menelanjangi dirinya sambil menari-nari kegirangan? ==> Raja Daud (2 Sam 6:20)

04 Agustus 2008

ALASAN KRISTEN MENOLAK POLIGAMI

Umat Kristen menjadikan ayat di bawah ini sebagai pijakan di larangnya poligami :

"Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." (markus 10:2-9)

Sekarang yg jadi pertanyaan, bagaimanakah status Daud, Abraham, Salomo dan para manusia suci lain-lainya dalam Alkitab/Bible, yg justru melaksanakan poligami yg notabene jelas-jelas di larang sejak awal dunia di ciptakan ?
Apakah mereka disebut pendosa besar karena menentang/melanggar hukum Tuhan (versi Bible) hingga di akhir hayatnya ?

Bagaimana pendapat Saudara.........................???!!!?!!??

MANUSIA : PETA TELADAN ALLAH


Manusia yang hanya beberapa puluh kilogram ini bisa mendaki gunung yang paling tinggi, menembus laut yang dalam, meluncurkan roket ke ruang angkasa. Manusia adalah satu-satunya makhluk dengan potensi kemungkinan.
Manusia seringkali berusaha untuk memberikan opininya tentang penciptaan atau evolusi. Namun, kita perlu di awal menyadari bahwa Kebenaran Allah sama sekali tidak tergantung pada opini manusia. Sebagaimanapun akademiknya manusia, ia harus tetap tunduk di bawah Kebenaran Allah, tunduk di bawah Firman Allah. Inilah prinsip Theologi Reformed yang sangat mengakui Kedaulatan Allah dan Kebenaran-Nya. Orang Reformed harus rasional, tetapi bukan rasionalis. Kita menggunakan rasio, tetapi tidak memutlakkan rasio. Dan kini kita akan membahas tema di awal Kitab Kejadian, yaitu ‘Manusia sebagai Peta dan Teladan Allah’.

Apa itu Peta dan Teladan Allah?
Satu-satunya kitab yang membicarakan manusia sebagai peta dan teladan Allah adalah Alkitab. Ketika Tuhan menciptakan segala sesuatu, lalu mencipta manusia, Allah menetapkan mencipta manusia menurut peta dan teladan-Nya sendiri. Dengan demikian, manusia menjadi satu-satunya makhluk yang mirip Sang Pencipta.

Apa yang menjadi karya seseorang, itu merupakan refleksi dari peta dan teladannya, dan ketika manusia bekerja, cara kerjanya merefleksikan etos kerjanya. Ketika ia berbicara, ia merefleksikan pikirannya. Kalau saya seorang pendeta yang mata duitan, pasti khotbah saya akan banyak menyinggung tentang uang. Dari cara bergaul kita dengan orang lain, orang akan mengetahui sifat hidup kita. Ini yang disebut sebagai “image imprinted” (gambar tercetak).

Ketika Tuhan mengatakan, “Mari Kita menciptakan manusia menurut peta teladan Kita,” berarti segala kemungkinan terbesar dari Allah yang tidak terbatas dimasukkan ke dalam jiwa manusia, dan manusia adalah wakil Tuhan. Maka kita tidak boleh menghina diri, karena manusia dicipta begitu mulia, begitu bernilai.

Manusia dicipta menurut peta teladan Allah, maka manusia mirip Allah. Mirip Allah jangan dibatasi hanya dalam bentuk fenomenal. Kita bisa mengetahui dari gerak langkah orang, apakah itu langkah anak kita yang kecil, atau yang besar, atau langkah seorang nenek. Ini yang disebut sebagai image of voice (gambar suara). Allah adalah Roh, sehingga Ia bukan materi; jangan membayangkan Allah sebagai materi.

Peta Teladan
Allah mencipta manusia menurut peta teladan-Nya. Ini merupakan pernyataan di mana Ia mencipta makhluk yang lebih tinggi dari semua yang lain. Allah mencipta manusia sebagai ciptaan yang paling tinggi. Memang manusia kecil jika dibandingkan gajah; dibandingkan dengan banyak binatang lainnya, manusia masih tetap kecil. Tetapi, gajah, yang begitu besar, takut jika melihat manusia. Kualitas manusia jauh lebih besar daripada gajah. Kualitas jauh lebih penting dan bernilai ketimbang kuantitas. Manusia yang hanya beberapa puluh kilogram ini bisa mendaki gunung yang paling tinggi, menembus laut yang dalam, meluncurkan roket ke ruang angkasa. Manusia adalah satu-satunya makhluk dengan potensi kemungkinan. Allah mencipta manusia sebagai ciptaan tertinggi. Ia mencipta manusia menurut gambar dan rupa-Nya, menurut peta teladan-Nya agar segala sesuatu bisa ditaklukkan di bawah manusia.

Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mewakili Tuhan Allah. Dengan kuasa, hikmat, kodrat, dan potensi kontrol, manajemen yang kuat, manusia menguasai seluruh ciptaan yang lain. Manusia diberi potensi manajemen, potensi perubahan, potensi urutan, potensi otoritas, potensi pemerintahan dan potensi penguasaan. Ini semua dicantumkan di dalam Kitab Suci.

Itu sebabnya, setiap manusia yang berusaha menaklukkan diri ke bawah kedaulatan Allah dan menelusuri bahwa sumber keberadaan dirinya adalah Allah, akan mengerti tujuan hidupnya. Dari sana ia akan menemukan maksud dan nilai hidupnya. Ia akan semakin jelas akan arti dan fungsi keberadaannya. Ia akan menemukan semua jawaban yang dicari manusia, seperti: Mengapa aku ada? Mengapa aku hadir di sini? Apa maksud dan tujuan hidupku? Apa arti keberadaanku? Apa yang harus aku lakukan dalam hidupku? Semua pertanyaan ini tidak akan mendapat jawaban yang sejati tanpa kita kembali kepada Sang Pencipta.

Uniknya Manusia
Setiap orang dicipta secara individu, unik, dan berbeda. Tidak ada dua orang yang sama. Oleh karena itu, kita harus menemukan keunikan kita. Ketika kita telah menemukannya, kita akan menjadi manusia yang sungguh-sungguh berguna di dalam dunia.

Ketika saya berkhotbah di satu kota, saya mengajak anak saya yang baru berusia dua tahun lebih. Supaya tidak mengganggu ketika saya berkhotbah, saya memberi tugas kepadanya untuk mencari dua helai daun yang sama dari daun-daun yang jatuh di halaman gereja. Setelah selesai berkhotbah, saya bertanya kepadanya, dan dia bisa menunjukkan dua daun yang betul-betul sama. Saya sangat terkejut. Namun, ketika saya minta untuk melihatnya, ia tidak mau memberikan. Akhirnya ketahuan bahwa tangkainya satu ke kanan, satu ke kiri. Tangkai itu ia pegang sehingga tersembunyi di tangannya. Tidak ada dua orang yang sama di dunia ini, karena Allah mencipta setiap orang secara unik. Dan itu adalah keindahan yang Tuhan ciptakan. Betapa hambarnya dunia ini jika semua manusia sama di dalam segala hal.

Ketika kita menyadari dan menemukan keunikan kita, kita bisa memperkembangkan setiap potensi yang ada di dalam diri kita sebaik mungkin. Kita perlu terus merenungkan dan memikirkan keunikan peta teladan Allah yang Tuhan tanam di dalam hidup kita.

Ciptaan sebagai Refleksi Pencipta
Orang menggubah banyak lagu, tetapi lagu yang unik adalah lagu yang begitu diperdengarkan, kita langsung bisa mengenali siapa penggubahnya. Waktu Tuhan mencipta sesuatu, tanda-tanda Tuhan ada di dalamnya. Itu bagaikan tanda tangan-Nya. Anjing yang lincah merefleksikan kelincahan Allah. Demikian juga kerajinan semut, ketekunannya, merefleksikan sifat kerajinan dan ketekunan Allah.

Ikan salmon adalah ikan yang unik. Ia melahirkan anaknya di danau yang berair tawar. Setelah melahirkan, ia mati. Lalu anak-anak salmon akan berenang menuruni sungai menuju laut lepas yang berair asin. Ia bisa merantau sampai lebih dari 10.000 km dari tempat asalnya. Ketika besar lalu hamil, ia bisa mencari kembali danau tempat asalnya. Ia kembali melalui sungai, menaiki air terjun, terkadang sampai terluka, dan terus berjuang sampai kembali ke tempat asalnya. Di situ ia bertelur melahirkan anaknya, lalu mati. Demikian siklus ajaib ini terjadi. Semuanya ini merefleksikan kedahsyatan Sang Pencipta. Ini refleksi bijaksana Tuhan. Allah menanamkan sedikit bijaksana pada binatang tertentu. Dan kodrat-Nya, rencana-Nya, sifat teladan-Nya dikumpulkan diletakkan secara utuh ke dalam satu makhluk yang namanya manusia. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang secara totalitas memperoleh seluruh bijaksana dari Tuhan yang merefleksikan semua rencana Tuhan dan mendapatkan potensi yang melebihi semua. Kondisi ini tidak bisa dijawab oleh hipotesa Evolusi.

Evolusi berpandangan makhluk harus terus berkembang. Jadi kalau manusia itu hasil tertinggi dari evolusi, maka seharusnya manusia bisa berenang, bisa menyelam, punya insang dan juga bisa terbang, punya sayap. Tetapi Tuhan tidak demikian. Manusia terlihat tetap terbatas, namun di dalam keterbatasan itu ada kualitas dan kuasa, karena dicipta menurut peta teladan Allah. Manusia terbatas tetapi berkapasitas cipta. Ia tidak bersayap, tetapi bisa mencipta pesawat terbang, tidak mengeluarkan musik, tetapi bisa merangkai nada dan membentuk harmoni.

Kiranya kita berhenti berbuat dosa, mulai belajar menghargai diri kita, menemukan diri, belajar menggali potensi diri, dan akhirnya menyerahkan diri ke dalam tangan Tuhan. Inilah peta teladan yang akhirnya menjadi teladan bagi peta teladan yang lain. Soli Deo Gloria.

Oleh :
Pdt. DR. STEPHEN TONG

SEJARAH GEREJA MULA-MULA

A. Latar Belakang
Sebelum Yesus naik ke surga, Ia memberikan perintah kepada para murid-Nya untuk pergi ke Yerusalem dan menunggu di sana sampai Roh Kudus dicurahkan ke atas mereka. Dengan kuasa yang diberikan Roh Kudus itu Yesus berjanji akan memperlengkapi murid-murid-Nya untuk menjadi saksi-saksi, bukan hanya di Yerusalem tapi juga di ke ujung-ujung bumi (Kis. 1:1-11). Janji itu digenapi oleh Kristus dan perintah itu ditaati oleh murid-murid-Nya.

B. Permulaan Gereja
Kata "gereja" atau "jemaat" dalam bahasa Yunani adalah ekklesia; dari kata kaleo, artinya "aku memanggil/memerintahkan". Secara umum ekklesia diartikan sebagai perkumpulan orang-orang. Tetapi dalam konteks Perjanjian Baru kata ini mengandung arti khusus, yaitu pertemuan orang-orang Kristen sebagai jemaat untuk menyembah kepada Kristus.

Amanat Agung yang diberikan Kristus sebelum kenaikan ke surga (Mat. 28:19-20) betul-betul dengan setia dijalankan oleh murid-murid-Nya. Sebagai hasilnya lahirlah gereja/jemaat baru baik di Yerusalem, Yudea, Samaria dan juga di perbagai tempat di dunia (ujung-ujung dunia).

1. Gereja Di Palestina
a. Gereja pertama lahir di Yerusalem (Kis. 1:8)
b. Petrus dan beberapa murid-murid Tuhan Yesus yang lain membawa Injil ke Yudea (Kis. ps. 1-7).
c. Filipus dan murid-murid yang lain pergi ke Samaria dan sekitarnya (ps. 8).

2. Gereja di luar Palestina
a. Petrus membawa Injil ke Roma.
b. Paulus ke Asia Kecil dan Eropa (Kis. ps. 10-28).
c. Apolos ke Mesir (Kis. ps. 18).
d. Filipus ke Etiopia (Kis. ps. 8).
e. Sebelum tahun 100 M, Injil sudah tersebar ke Siria, Persia, Afrika (Kis. 9).
f. Lalu ke ujung-ujung bumi (Siria, Persia, Gaul, Afrika Utara, Asia & Eropa).

C. Pertumbuhan dan Tantangan
Gereja/jemaat yang baru berdiri mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Kuasa Roh Kudus sangat nyata hadir di tengah jemaat. Namun demikian tantangan dan kesulitan juga mewarnai pertumbuhan jemaat mula-mula itu. Tapi luar biasa, justru karena keadaan yang sulit itu gereja semakin berkembang.

1. Agama Negara
Kaisar Agustus mempunyai kekuasaan yang sangat besar. Salah satu peraturan yang muncul pada masa pemerintahannya adalah menyembah kepada Kaisar sebagai dewa mereka, walaupun mereka masih diijinkan melakukan penyembahan kepada dewa-dewa/kepercayaan asal mereka sendiri.

Namun demikian ada kekecualian untuk orang-orang Yahudi yang mempunyai agama Yudaisme yang menjunjung tinggi monotheisme, mereka tidak diharuskan untuk menyembah kepada Kaisar. Hal ini terjadi karena mereka takut kalau orang Yahudi memberontak.

Kehadiran agama Kristen saat itu, pada mulanya dianggap sebagai salah satu sekte agama Yudaisme, itu sebabnya orang-orang Kristen pertama tidak diharuskan untuk menyembah kepada Kaisar. Tetapi setelah orang- orang Yahudi secara terbuka memusuhi orang Kristen (puncak peristiwa penyalipan Kristus) barulah pemerintah Romawi melihat kekristenan tidak lagi sebagai sekte Yudaisme tetapi agama baru. Sejak saat itu keharusan menyembah kepada Kaisar pun akhirnya diberlakukan untuk orang-orang Kristen. Kepada mereka yang tidak patuh pada peraturan ini mendapat hukuman dan penganiayaan yang sangat berat.

2. Penganiayaan terhadap orang Kristen.
Salah satu bukti kesetiaan orang Kristen kepada Kristus ditunjukkan dengan secara setia menjalankan pengajaran Alkitab dan menolak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Alkitab. Karena sebab itulah orang-orang Kristen sering harus membayar harga yang mahal demi kepercayaan mereka kepada Kristus, antara lain adalah dengan penganiayaan.

Beberapa penyebab penganiayaan:
a. Karena orang Kristen menolak untuk menyembah Kaisar.
b. Karena orang Kristen dituduh melakukan hal-hal yang menentang kemanusiaan, mis. menolak menjadi tentara, mengajarkan tentang kehancuran dunia, membiarkan perpecahan keluarga, dll.
c. Karena orang Kristen dituduh mempraktekkan immoralitas dan kanibalisme, misalnya melakukan cium kudus, bermabuk-mabukan, dosa inses, makan darah dan daging manusia.

3. Hasil dari penganiayaan.
Memang ada banyak orang Kristen yang mati dalam penganiayaan dan pembunuhan, namun demikian jumlah orang Kristen tidak semakin berkurang malah semakin bertambah banyak.
a. Orang Kristen semakin berani. Sekalipun dianiaya mereka tetap mempertahankan iman mereka (mis. Surat Petrus).
b. Kekristenan semakin menyebar keluar dari Yerusalem, yaitu ke daerah-daerah sekitarnya, dan ke seluruh dunia.
c. Orang-orang Kristen semakin memberi pengaruh dalam kehidupan masyarakat, sehingga mereka betu-betul menjadi saksi yang hidup.

Disalin dari :
http://www.pesta.org/tbiblika